Ada dua cerita rakyat Korea yang mengisahkan tentang pohon dedalu.
Pertama, saat pendiri Goryeo, yakni Wanggun, masih menjadi jenderal sebelum dia naik tahta raja, dia meminta semangkuk air tawar kepada seorang gadis di sekitar sumur karena dia merasa haus. Gadis itu memetik daun dari pohon dedalu dan memasukkannya ke dalam air. Jika terburu-buru minum air bisa mengakibatkan sakit perut, sehingga dia memasukkan daun itu agar dia meminum airnya dengan pelan-pelan. Setelah Wanggun mendirikan Goryeo, gadis itu kemudian diangkat menjadi ratu.
Kedua, ada seorang ayah yang papa menitipkan putri kecilnya Neungso di sebuah penginapan di wilayah Cheonan. Lantaran sang ayah direkrut sebagai tentara untuk ikut perang. Putri kecil ini menangis, takut ditinggal sendiri. Untuk menenangkannya, sang ayah menusukkan tongkat yang terbuat dari pohon dedalu di tanah untuk menghiburnya sambil mengatakan bahwa jika pohon dedalu ini berdaun, mereka dapat bertemu kembali.
Di kemudian hari, Neungso menjadi wanita yang cantik dan secara kebetulan dia bertemu dengan seorang sarjana yang pergi ke Hanyang untuk mengikuti ujian nasional. Sarjana yang lulus ujian itu bertemu kembali dengan Neungso di bawah pohon dedalu saat tengah kembali ke kampung halamannya. Katanya, lagu yang dilantunkan mereka pada waktu itu adalah 'nyanyian Cheonan Samgeori'. Memang, Neungso dapat bertemu dengan ayahnya di sana.
Source: kbsworld
0 komentar:
Post a Comment